Rahim Pengganti

Bab 180 "Terluka"



Bab 180 "Terluka"

0Bab 180     
0

Terluka     

"Ra ini bazarnya hanya terjadi enam bulan sekali, dan kamu bisa menemani Gaby setiap hari. Jika kamu pergi dan tidak menemani Gaby kali ini, tidak akan bermasalah."     

"Nggak bisa gitu Sen."     

"Apa yang nggak bisa. Sekarang semua keputusan ada di tangan kamu, jangan buat aku kecewa lagi Ra."     

Setelah mengatakan hal tersebut Arsen segera pergi meninggalkan Dhira yang hanya menatap kepergian pria itu dengan menahan sesak di dalam dadanya. Helaan nafas berat terdengar sangat jelas, Dhira bingung dalam posisi seperti ini, gadis itu tidak tahu harus berbuat apa. Dhira lalu membalik badan nya namun, diri nya terkejut ketika melihat sang Baba ada di belakang nya saat ini, gadis itu terus menundukkan kepala nya takut menatap baba nya.     

"Ayo masuk," ajak Daffa. Dhira membalas dengan anggukkan kepala nya, gadis itu lalu berjalan menuju ke dalam rumah tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari bibir Dhira saat ini, mereka hanya diam Daffa memeluk putrinya itu dari samping, dan kembali berjalan menuju meja makan.     

Dhira kembali duduk di meja makan, tidak ada satu pertanyaan yang dilemparkan kepada gadis itu hingga terdengar helaan nafas yang di tarik dengan kuat.     

"Ra … kita libur dulu ya, pergi terapi nya. Aku mau ikut kamu ke bazar boleh gak?" tanya Gaby, seketika pertanyaan yang dilontarkan oleh Gaby membuat Dhira mengangkat kepala nya, gadis itu menatap ke arah sang Baba dan Buna nya yang hanya menampilkan senyuman. "Maksud nya kak Gaby gimana?" tanya Dhira. Gadis itu takut salah memahami apa yang diucapkan oleh Gaby dan akhir nya nanti membuat kesalahpahaman.     

"Baba udah bicara sama Buna, kalau terapi nya digabungkan Minggu depan saja. Biar kalian bisa pergi, acara nya juga nggak tiap minggu kan, jadi masih dalam tahap aman gitu," ucap Daffa.     

Bahagia, itulah yang dirasakan oleh Dhira. Gadis itu tersenyum bangga, diri nya akhir nya bisa mengikuti bazar tersebut setelah sekian kegiatan yang dilakukan pada waktu weekend tidak pernah dilakukan oleh Dhira.     

Selesai dari sarapan Dhira segera masuk ke dalam kamar nya gadis itu lalu mengecek ponsel yang sejak semalam belum diri nya buka betapa terkejutnya Dhira ketika melihat banyak sekali notifikasi dari para teman temannya. Terutama notifikasi dari Arsen pria itu terus saja mengirimi Dhira pesan singkat bahkan satu pesan yang baru kirim masuk kembali ke dalam ponsel nya.     

Gadis itu mulai membalas satu demi satu pesan yang dikirimkan oleh teman sekolahnya dan juga beberapa chat grup namun, Dira tetap tidak membalas pesan dari arsen gadis itu tidak mau membuat seseorang bernama arsen menjadi sakit hati dengan apa yang dirinya lakukan. Mau seperti apa alasan bersikap, Dhira akan tetap sama dirinya tidak akan memberi celah untuk Arsen kembali masuk ke dalam hatinya karena dia tahu bahwa ada orang lain yang berhak untuk memiliki hati Arsen.     

Dering notifikasi dari video call grup muncul video yang beranggotakan Diandra, Mira, dan juga Ayu. Ketiga teman Dhira tidak menyangka bahwa sahabat nya itu bisa datang, dan hal itu benar benar membuat mereka semua bahagia.     

"Pokok nya kelas kita harus lebih kece," ujar Mira.     

"Harus dong, ibu ketua sudah hadir," balas Diandra.     

Mereka berempat asyik mengobrol, banyak hal bahkan Dhira terus tertawa karena ketiga teman nya itu yang selalu bisa membuat tawa di wajah Dhira.     

Di lain tempat Arsen bersama dengan teman temannya sedang duduk di basecamp sekolah pria itu sangat kesal dengan begitu banyak penolakan yang dilakukan oleh Dira. Acara bazar sekolah akan diadakan pukul 14.00 siang namun karena arsen adalah seorang ketua OSIS membuat diri nya harus berada di sekolah lebih awal, raut wajah arsen sejak tadi ditekuk hal tersebut membuat para teman temannya bingung dengan sikap Arsen saat ini.     

"Lo kenapa boss?" tanya Aris.     

Arsen menoleh sejenak ke arah teman nya lalu, kembali menatap dengan tajam ke arah depan. Saat ini, Arsen masih sangat kesal dengan perubahan sikap dari Dhira yang menurut nya begitu berbeda, hal itu membuat Arsen semakin penasaran dengan gadis nya.     

"Paling di tolak Dhira lagi. Tapi yang gue bingung sama Dhira, dia itu, kan awal nya welcome gitu sama lo boss, nah terus tiba tiba menjauh. Gue yakin ada sesuatu hal yang membuat Dhira seperti itu," ujar Kafa. Laki laki itu, selalu diam namun, diri nya adalah pengamat yang terbaik. Bahkan Kafa sering menjadi detektif jika ada sesuatu yang ingin diri nya selidiki.     

Mendengar ucapan yang disampaikan oleh temannya tersebut membuat Arsen terdiam laki laki itu sejenak memikirkan apa yang diucapkan oleh teman nya tersebut. Ketiga orang lain nya sibuk dengan kegiatan nya masing masing sedangkan arsen Masih memikirkan apa yang terjadi kepada Dhira beberapa hari ini hingga membuat gadis itu seketika berubah menjadi sosok yang tidak ingin didekati oleh dirinya.     

"Kalau saran gue sih mending lo bilang dan ajak Dhira ngomong berdua secara dari hati ke hati kalau memang dia nggak ada rasa sama lo udah lo cukup sampai disini memperjuangkan dia nggak usah lagi lo menyakiti diri kalian masing masing coba deh kalau memang setelah kalian udah bicara terus hasilnya masih sama ya berarti udah gitu aja."     

"Lo ngomong apaan sih Gas, gue nggak ngerti," sahut Aris.     

Bagas selalu bisa membuat orang di sekitar nya tertawa dengan apa saja yang diri nya lakukan. Meskipun seperti itu, mereka berempat memiliki taleta dan kealihan masing masing, sehingga membuat mereka bisa berteman satu dengan lainnya.     

***     

Dhira berangkat lebih dulu, gadis itu harus mempersiapkan banyak hal. Tadi bendahara kelas Siska, sudah menghubungi Dhira untuk segera menuju ke rumah nya. Ketiga sahabat Dhira juga sudah meluncur ke sana, meskipun ketika meminta izin kepada Buna nua sedikit sulit karena kejadian Gaby yang menunggu Dhira waktu itu namun, berkat dukungan sang Baba akhir nya Dhira bisa pergi.     

Sepanjang perjalanan, Dhira yang meminjam motor dari Dewa Omnya sendiri yang rumah nya hanya berbeda beberapa rumah dengan mereka, gadis itu langsung tancap gas pergi ke tempat tersebut.     

Bahagia itulah yang dirasakan oleh Dhira, saat diri nya pergi dengan mengendarai motor seperti dirinya terbebas dalam kurungan dan mata mata, jika saja Daffa tahu bisa bisa pria itu akan marah besar. Karena Daffa tidak, pernah mengizinkan semua anak nya untuk mengendarai motor seorang diri.     

"Mas kalau bang Daffa tau gimana? Kamu loh ya yang tanggung jawab, aku nggak ikutan loh," ucap Indah. Istri Dewa, sejak penolakan yang dilakukan oleh Acha akhir nya, Dewa kembali membuka hati nya dan untuk mendapatkan Indah saja Dewa harus berjuang sepenuh hati. Seperti apa yang sering Akbar katakan, bahwa mungkin saat itu diri nya sedang mendapatkan karma, karena terus menerus menyakiti hati Acha yang di tolak tanpa bisa berjuang.     

Sehingga ketika Dewa berusaha dengan kuatnya mendapatkan hati sang istri, pria itu juga berjuang sampai titik darah penghabisan.     

"Biarin bang Daffa marah juga nggak bakalan lama. Aku cuman kasihan sama Dhira yang nggak bisa bebas, kasihan keponakan aku itu selalu mengalah hanya demi anak yang sakit itu," ucap Dewa kesal.     

Pria itu sudah melihat dengan jelas bagaimana perlakukan Gina dan Daffa yang berbeda memperlakukan kedua putri nya. Dan hal itu membuat Dewa hanya bisa menggelengkan kepala nya, pria itu sudah menyindir sang Abang namun, Daffa tetap seorang tidak mengerti dengan apa yang di lakukan oleh Dewa.     

"Mas kamu nggak boleh bilang gitu, dia juga keponakan kamu loh," ucap Indah. Wanita itu tidak ingin suami nya berkata seperti itu, karena mau seperti apa pun. Gaby, Dhira, dan Arka adalah keponakan mereka.     

"Yang keponakan aku itu cuman Dhira sama Arka. Dia bukan," ucap Dewa. Setelah mengatakan hal itu, Dewa lalu pergi meninggalkan sang istri tidak ingin melanjutkan pembicaraan mereka, Indah hanya bisa mendesah lelah Dewa selalu saja bersikap seperti ini, jika diri nya membahas mengenai Gaby.     

***     

Dhira segera memarkirkan motor nya, gadis itu langsung masuk ke dalam rumah Siska. Ternyata bukan hanya para perempuan saja yang ada di sana, Arsen bersama dengan teman teman nya juga ikut bergabung. Hal seperti itu membuat Dhira kembali harus bersikap datar.     

"Wih ibu ketua akhir nya datang, kirain nggak datang. Bisa bisa ini bazar nggak jadi," ucap Bagas. Dhira lalu masuk ke dalam rumah, pandangan mata nya bertemu dengan Arsen, pria itu tersenyum tipis yang hanya bisa dilihat oleh diri nya sendiri. Ketika melihat Dhira masuk ke dalam, tidak ada satu katapun yang terucap dari mulut kedua nya. Dhira langsung menemui para sahabat nya yang sudah datang lebih dulu. "Dhira!!" pekik Mira. Gadis itu mendekati ke arah Dhira dengan senyum yang mengembang.     

"Kirain kamu nggak datang."     

"Kan udah dibilang Dhira di VC tadi Mir. Kamu kok berlebihan gini," sahut Ayu. Mira selalu saja bersikap seperti itu, gadis yang tidak pernah lepas dari Instagram dan Story' story' kehidupannya yang selalu diri nya upload di akun media sosial nya tersebut.     

"Woi dari pada kalian rempong di situ mending ke sini buruan. Ini bungkus," ujar Siska. Mereka semua lalu mendekat ke arah Siska, dengan begitu telaten Dhira mulai mempacking semua barang barang yang akan mereka bawa saat bazar nanti, dari tadi pandangan mata Arsen tidak pernah sedikitpun berpaling dari Dhira. Laki laki itu terus memandangi Dhira, dan hal itu tertangkap basah oleh Ayu dan Diandra.     

"Tatap aja terus, sampai keluar mata nya. Kalau berani duduk sini noh," sindir Ayu. Mendengar sindiran tersebut, membuat Arsen menoleh ke arah Ayu dengan tatapan datar nya. Sedangkan teman teman Arsen yang mengetahui maksud dari Ayu seketika saling memberikan kode. "Bukan nggak berani duduk bareng, cuman takut di tolak lagi. Entah ada badai apa sehingga membuat bunga yang dahulu mekar tiba tiba berguguran," sahut Aris.     

Mendengar hal itu, semakin membuat mereka semua yang ada di sana heboh, sedangkan Dhira dan Arsen hanya bersikap biasa saja. Lebih tepat nya Dhira tidak mau mendengarkan hal seperti itu, karena bagi Dhira hal tersebut tidak penting.     

Setelah selesai di packing mereka semua lalu mulai memasukkan barang-barang tersebut ke dalam mobil Bagas laki-laki itu yang ditugaskan untuk membawa mobil agar memudahkan mereka dalam segala urusan untuk bazar yang akan dilakukan sebentar lagi.     

Selesai dengan menyusun semua barang-barang ke dalam mobil Bagas mereka semua lalu mulai beranjak dari tempat tersebut, saat Dhira akan mulai menaiki motornya seketika Arsen datang Lalu mengambil kunci motor milik Dhirara tersebut.     

"Apa-apaan sih," bentak Dhira.     

"Berangkat bareng aku," ucap Arsen.     

"Nggak."     

"Bareng."     

"Nggak mau."     

"Ra."     

"Aku bilang, nggak mau ya nggak mau. Udah siniin kunci nya, aku bisa berangkat sendiri," ucap Dhira, gadis itu berusaha untuk mengambil dari tangan Arsen namun, keseimbangan tubuhnya tidak terjaga sehingga membuat Dhira hampir terjatuh, jika Arsen tidak menangkapnya dan keduanya saling berpelukan.     

Keduanya saling bertatapan satu dengan lainnya, tersirat dari mata nya mereka berdua memiliki perasaan yang sama namun, Dhira segera memutuskan pandangan tersebut, gadis itu langsung mengambil kunci dari tangan Arsen, dan mulai menjalankan motor nya. Sungguh hal seperti tadi benar benar membuat jantung Dhira rasa nya ingin lepas. Gadis itu merutuki dirinya sendiri sedangkan Arsen hanya menatap kepergian Dhira.     

"Aku akan buat kamu tidak bisa jauh dari aku." Setelah mengatakan hal itu, Arsen lalu menuju ke arah motor nya pria itu membawa motor nya dengan kecepatan yang sangat tinggi, Arsen adalah salah satu ketua OSIS yang terkenal dengan sejuta pesona apalagi ketika Arsen mengendarai motornya.     

***     

Halaman sekolah sudah penuh dengan beberapa orang yang akan mengadakan bazar dan acara lainnya, menyambut acara ulang tahun sekolah. Semua pihak di minta untuk mengisi acara secara penuh selama dua Minggu ke depan. Dan salah satu acara yang diikuti adalah Bazar baik makanan, barang unik dan lainnya yang memiliki ciri khas yang laut biasa.     

Dhira sudah sibuk menyusun, dan menata banyak hal gadis itu berlari ke sana kemari untuk menampilkan yang terbaik untuk hasil karya nya, Dhira juga sebagai panitia acara membuatnya begitu sibuk dua kali lipat.     

"Ra, sendok ini mana ya?" tanya Uci. Dhira lalu mulai mencari semua nya yang di butuhkan oleh teman teman nya, padahal sebenarnya mereka bisa mencarinya sendiri namun, Dhira tetap Dhira dia sudah terbiasa mengutamakan orang lain sehingga apapun dilakukan pasti untuk orang lain lebih dulu. Arsen hanya berdiri tidak jauh dari Dhira, laki laki hanya menatap ke arah Dhira tanpa berkedip sedikit pun. Meskipun saat ini, giliran kelas nya untuk Bazar namuna, Arsen tidak boleh ikut dalam kegiatan tersebut.     

Hal itu karena jabatan sebagai ketua OSIS membuat Arsen hanya boleh memperhatikan sekelilingnya.     

"Mau seperti apapun, cara kamu menghindari aku. Itu, tidak akan mungkin terjadi, karena aku akan selalu bisa bersama kami."     

Arsen lalu berjalan dan mendekati stand kelasnya, Dhira yang melihat keberadaan Arsen langsung memasang wajah datar nya dan penuhan raut wajah Dhira tersebut begitu terlihat dengan sangat jelas.     

"Udah beres semua ya?" tanya Arsen. Mira dan Diandra yang berada di sana langsung membalas dengan anggukkan kepala, berbeda dengan Dhira yang hanya diam tanpa menjawab sedikit pun ucapan yang dilontarkan oleh Arsen. "Bentar lagi bakalan mulai, orang orang yang dari luar juga akan segera datang. Semoga stand kita menang," ujar Arsen.     

Semua orang yang berada di san bersorak mendengar hal tersebut, berbeda dengan Dhira yang masih diam dan menatap ke arah berlawanan. Melihat hal itu semakin membuat Arsen gemas dengan tingkah laku Dhira.     

Seperti apa yang diucapkan oleh Arsen di bahwa sebentar lagi acara akan segera dimulai, suara musik yang begitu menggema terdengar sangat jelas mengiringi pembukaan tersebut beberapa orang dari luar yang datang untuk mengunjungi bazar bazar dan juga mengikuti acara sudah mulai berdatangan. Di mana tempat Dira dan teman teman nya berdiri juga tak tidak henti henti nya dikunjungi oleh beberapa orang yang mencari hal unik di tempat mereka. Ide unik tersebut muncul supaya ya kelas mereka mendapatkan ciri khas yang berbeda dibandingkan kelas kelas lain nya dan hal itu membuat mereka semua setuju dengan apa yang disarankan oleh Dhira.     

Dhira tidak pernah berpikir jika kedua orang tua nya akan datang bersama dengan Gaby untuk menghadiri acara bazar tersebut kelas sang kakak tidak mengikuti acara bazar kelas mereka lebih ke acara seni dan berhubung Gaby tidak bisa terlalu lelah gadis itu hanya menjadi penonton saja. Daffa dan Gina segera menuju ke tempat sang anak berada sedangkan Gaby pamit untuk bergabung dengan teman teman nya tak lupa apa Gina berpesan untuk anak gadis nya itu supaya selalu beristirahat dan tidak terlalu lelah.     

"Silakan Om dan Tante, mau apa. Di sini kita bikin banyak hal berbeda dari yang lain nya. Menu nya unik, tapi tetap aman dan enak untuk di makan," ujar Mira. Gadis itu memang sangat pandai dalam urusan apapun, itulah kenapa tim kelas mereka lebih memilih Mira dalam urusan negosiasi apapun.     

Dhira yang begitu sibuk dengan kegiatannya tidak memperhatikan kedua orang tua nya, gadis itu masih asyik dalam mengelola bahan bahan yang dipesan oleh beberapa orang lain nya. Setelah dari gerai Dhira, Daffa dan juga Gina mulai berjalan ke arah lain. Acara ini juga sebagai ajang silaturahmi antara alumni dari sekolah tersebut, sekaligus memperingati acara ulang tahun sekolah.     

Gaby yang sedang, berbincang bincang dengan teman teman nya dikagetkan dengan kedatangan Arsen yang meminta untuk perwakilan anak kelas nya untuk ikut dalam pembukaan nanti sore.     

Seketika jantung Gaby berdetak dengan sangat kencang, Gaby hanya memperhatikan setiap gerak gerik Arsen secara dekat, selama ini diri nya hanya bisa mengagumi pria itu dari jauh, namun, sekarang tidak lagi Gaby bisa melihat Arsen secara lebih dekat.     

"Okai, jadi aku tunggu siapa aja yang bisa gabung. Nanti kita bakalan kasih tahu, apa aja yang akan kita lakukan. Oh, ya jangan lupa untuk tetap stay di tempat masing masing sampai nanti sore ya."     

Setelah mengatakan hal itu, Arsen dan para panitia lain nya segera pergi, Gaby baru bisa bernafas dengan lega ketika melihat Arsen tidak ada di tempat tersebut lagi. Lalu, Gaby pamit dengan teman teman nya untuk menuju ke tempat stand Dhira.     

***     

Ketiga teman Dhira hanya memasang raut wajah datar mereka sangat tidak menyukai kedatangan Gaby saat ini, bagi Diandra Gaby adalah orang yang tidak tahu malu karena dengan mudahnya memanfaatkan diri dalam segala hal dan hal itu sangat membuat para teman teman Dhira tidak suka apalagi Gaby selalu mengatasnamakan penyakit nya agar Dhira selalu saja mengalah dalam segala hal.     

Ketika Gaby akan duduk di dekat Ayu seketika gadis itu segera beranjak dari tempat duduk nya diri nya tidak mau untuk bisa berdekatan dengan Gaby.     

"Aku tuh kesel banget tau nggak kalo liat Dhira udah sama si Gaby mulailah nanti dia mengutamakan si penyakit itu terus ya ampun kenapa sih sahabat gue mudah banget lulu dengan orang seperti itu."     

"Mereka saudara yu wajar kalau Dira dekat dengan Gaby kamu nggak boleh gitu loh," balas Mira.     

"Secara garis keturunan mereka itu berbeda Ayah dan berbeda Ibu lo terus mereka itu hanya sepupu nya Dhira hanya saja Om Dafa dan tante Gina sudah mengangkat Gaby sebagai anaknya karena kedua orang tua Gaby meninggal karena kecelakaan, dan karena hal itu membuat posisi Dhira seolah menjadi nomor dua," balas Ayu.     

Ketika sahabat Dira sudah mengetahui mengenai siapa Gaby dan Dira sebenarnya Sejak saat itu ketiganya semakin tidak suka dengan sifat Gaby yang selalu ingin menjadi orang yang nomor satu di kehidupan orang lain.     

Sore hari nya seluruh rangkaian acara hari ini telah selesai Dira saat ini sedang membereskan beberapa barang untuk dibawa ke dalam mobil Bagas ketika diri nya akan membuang sampah tidak sengaja Dhira melihat Gaby dan Arsen sedang saling tatap dengan satu sama lain dalam kondisi berpelukan melihat hal itu seketika membuat perasaan Dhira tidak enak gadis itu begitu sakit hati dengan posisi yang ada di depan nya saat ini. Dhira tersenyum kecut ketika melihat hal tersebut lagi dan lagi dirinya harus kembali mengalah untuk orang lain dan kembali menyakiti diri nya sendiri. Tidak mau berlama lama di tempat tersebut dirasa segera beranjak kembali membawa sampah yang ingin diri nya buang.     

Mira yang melihat Dhira kembali mengerutkan dahinya ditambah lagi dengan sampah yang masih ada di dalam tangannya. "Kamu aja yang buang ya Ra. Aku mau segera pulang, ngantuk banget," ujar Dhira.     

Mendengar hal itu semakin membuat Mira terkejut karena dirasa sangat anti bila belum menyelesaikan semuanya dengan rapi gadis itu akan sangat protes jika orang lain melakukan hal tersebut namun, kali ini beda dan hal itu itu benar benar membuat Mira merasakan penasaran.     

"Aduh sorry ya maaf," ucap Arsen.     

"Iya gak apa apa, aku aja yang jalan nggak lihat lagi," balas Gaby. Tadi tidak sengaja Gaby menabrak alasan dan ketika hal itu terjadi dengan sigapnya selalu menangkap baby supaya tidak terjatuh ke lantai hal itulah yang membuat dirinya salah paham ketika melihat keduanya seolah seperti sedang berpelukan.     

Arsen lalu tersenyum dan meninggalkan Gaby seorang diri pria itu ingin mengajak Dhira pergi bersama dengan dirinya. Namun, ketika Arsen menuju stand dirinya tidak menemukan Dhira.     

"Mir, Dhira mana?" tanya Arsen.     

"Pulang."     

"Hah? Tumben banget."     

"Aku nggak tahu, dia tadi mau buang sampah. Terus tiba tiba balik dan langsung pulang," ujar Mira.     

Mendengar hal itu membuat Arsen terdiam sesaat, lalu pria itu ingat jika diri nya tidak sengaja memeluk Gaby, pikiran Arsen saat ini menuju hal tersebut, segera tanpa banyak basa basi Arsen menuju ke parkiran.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.